Amal masih ingat betul kata-kata bosnya (pemilik perusahaan) ketika masih bekerja.. “Jangan sok idealis, anak buah kamu tetap akan berkerja karena mereka butuh makan. Yang penting kamu awasi dan kontrol terus menerus agar mereka tidak menjadi malas”. Kata pimpinannya dengan nada tinggi.
Penolakan dari bosnya ini sangat membuatnya kecewa, karena waktu itu dia adalah manajer bagian produksi yang membawahi paling banyak tenaga kerja, kurang lebih 1000 orang.
[Read more…]
Ada pepatah kuno yang mengajarkan pada kita bahwa sesuatu yang kecil, kalau kita tekun membesarkannya, lama-lama akan menjadi besar juga. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Semakin besar bisnis yang ingin kita capai, maka kita perlu menyederhanakannya dengan mulai melangkah, sekecil apapun langkah itu. Banyak pengusaha yang memulai dari bisnis kecil-kecilan namun perlahan-lahan kemudian menjadi pengusaha besar. Lalu kita hanya membutuhkan kesabaran, keuletan (tahan uji) dan ketekunan yang akan membawa kita melampaui masa-masa sulit, dan mampu bangkit dari kegagalan.
Kebanyakan orang berpikir bahwa bisnis (wirausaha) itu terlalu beresiko, dan bekerja atau menjadi pekerja tidak banyak resiko. Benarkah demikian???
Menurut sosiolog Dr. David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “The Achieving Society (Van Nostrand, 1961), menulis bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Untuk Indonesia, jumlah 2 % dari 200 juta penduduk berarti 5 juta pengusaha. Dan Indonesia ternyata masih jauh dari harapan, karena jumlah pengusaha Indonesia baru sekitar 400.000 pengusaha, atau “hanya” 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan usaha yang ada di Indonesia masih bersifat mikro (kecil) sehingga tidak memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan. 