Banyak orang bilang bahwa menjadi dokter itu enak dan menyenangkan, karena bisa mendapat uang banyak tanpa harus keluar rumah. Yang paling banyak jadi perhatian adalah dokter yang membuka praktek kerja di rumah, yang secara social dan materi rata-rata memiliki kehidupan yang cukup. Banyak sekali orang tua yang berkeinginan dan berharap agar anaknya bisa masuk fakultas kedokteran. Bahkan seringkali para orang tua agak memaksa dengan terus menerus membujuk anaknya agar mau masuk kedokteran, tidak perduli apakah anaknya suka atau tidak.
Benarkah menjadi dokter adalah pekerjaan yang enak dan menyenangkan?
Benarkah jadi dokter adalah cara terbaik menjadi orang kaya dan sukses?
Benarkah jadi dokter merupakan investasi aman dan menguntungkan?
Coba kita lihat dengan paradigma yang lain. Tulisan ini, bukan untuk menilai buruk atau baiknya profesi seorang dokter, namun hanya untuk melihat profesi dokter dari cara pandang yang lain. Sehingga kita memiliki perspektif dan cara pandang yang lebih luas tentang dunia kedokteran dan masa depannya, dan tidak mengorbankan anak-anak kita yang barangkali benar-benar tidak menginginkannya.
Kita bisa menggunakannya untuk memotivasi diri kita sendiri yang ingin menjadi pengusaha dan sedang mengalami kebuntuan dan pesimisme.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar seseorang menjadi dokter dan bisa membuka praktek di rumah sendiri?
Lulus menjadi dokter muda : 4 sampai 6 tahun
Praktek untuk meraih gelar dokter : 2 sampai 4 tahun.
Masa pengabdian : 3 tahun (untuk mendapatkan izin praktek)
Atau bisa dikatakan sampai mendapatkan ijin praktek dibutuhkan waktu paling cepat 9 tahun, serta investasi biaya yang harus ditanggung orang tua yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kuliah di jurusan non kedokteran.
Sayang sekali banyak orang tua yang apabila ada anaknya sedang membangun usaha, dan ternyata setelah 2 sampai 4 tahun belum sukses, mereka akan segera terburu-buru untuk menyuruh anaknya berhenti bisnis.
Berapa waktu yang dibutuhkan agar seorang dokter mendapat mendapat banyak pasien serta menjadi kaya?
Seorang dokter setelah mendapat izin praktek di rumah sendiri, mereka akan melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di sekitar dia tinggal. Pelayanan kesehatan ini menjadi pekerjaan untuk mencari uang sekaligus promosi. Kalau pelayanannya bagus dan promosinya sukses, maka akan mampu mendatangkan banyak pasien (klien/konsumen/pelanggan). Namun kalau tidak berhasil, maka tempat praktek mereka senantiasa akan sering sepi, dan masih menunggu waktu yang lama.
Itupun belum menjamin semua semua dokter sukses dan kaya. Apalagi pada era sekarang di mana dari tahun ke tahun semakin banyak dokter yang lulus dari perguruan tinggi dan siap bersaing. Kecuali kalau mau memilih untuk mengabdi disebuah desa yang terpencil, yang tidak ada dokter lainnya.
Apakah kerja seorang dokter enak dan menyenangkan?
Belum tentu. Kecuali bagi dokter yang benar-benar menjiwai dan memiliki niat untuk mengabdikan profesinya untuk menolong orang lain. Sementara untuk dokter yang hanya mencari kekayaan melalui profesinya, maka mereka akan menemukan bahwa mereka benar-benar terjebak sebuah siklus bekerja yang melelahkan.
Kebanyakan dokter rela mengorbankan waktu-waktu pribadi dan keluarganya untuk mengurusi pasien. Waktunya bahkan dimulai dari pagi sekali, siang kerja di rumah sakit, dan malamnya praktek lagi. Semakin banyak uang yang ingin di dapatkan, maka dokter tersebut akan bekerja semakin keras, dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja.
Hal ini disebabkan dokter (seperti para profesional lainnya) adalah pekerjaan yang tidak tergantikan oleh orang lain yang bukan seprofesi. Misalnya seorang dokter tidak bisa mendelegasikan kepada istri/suaminya yang bukan dokter untuk menangani seorang pasien.
Padahal, kalau seorang dokter tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada pasiennya, maka secara perlahan-lahan mereka akan ditinggalkan. Mereka pun harus terus belajar menjadi seorang penjual yang baik.
Apakah seorang dokter yang membuka praktek di rumah, dan menjadi kaya, bisa dikategorikan
sebagai pengusaha sukses?
Dari sudut pandang pengusaha, dokter seperti itu bukanlah termasuk pengusaha sukses. Kebanyakan dokter termasuk kategori pekerja lepas, sekalipun bekerja secara mandiri dan tidak bekerja pada orang lain, namun mereka tidak memiliki sistem yang bisa menjalankan usaha mereka. Semakin banyak uang yang ingin mereka dapatkan, mereka akan semakin keras bekerja, semakin banyak pasien yang dilayani, dan semakin banyak jam kerja.
Kalaupun para dokter itu memiliki pekerja atau karyawan, sifatnya lebih sebagai asisten atau pembantu, yang tidak mungkin menggantikan tugas-tugas utama seorang dokter. Para pekerja lepas tidak akan mendapatkan uang atau keuntungan kalau mereka tidak bekerja, atau sedang cuti/libur kerja. Mereka tidak memiliki sistem bisnis, dan menjadikan dirinya sendiri menjadi sistemnya.
Kecuali seorang dokter yang sekaligus seorang pengusaha. Sekalipun jumlahnya sedikit, namun beberapa dokter adalah seorang pengusaha sukses. Usaha yang dikembangkan kebanyakan tidak jauh dari dunia kesehatan masyarakat, seperti mendirikan klinik, rumah bersalin, rumah sakit atau apotek. Yang mampu mempekerjakan banyak orang, dengan mengembangkannya menjadi sebuah sistem bisnis yang mampu berjalan tanpa kehadiran mereka.
Dokter yang jadi pengusaha pun rata-rata mengalami jatuh bangunnya seorang pengusaha sebelum mencapai kesuksesan. Mereka juga pernah mengalami kesulitan modal, susahnya menghadapai persaingan bisnis, sulitnya mendapat pasien yang banyak, pendapatan yang tidak mencukupi operasional dan kesabaran dalam menjalani proses.
Sayang sekali memang bahwa banyak pengusaha pemula, yang tidak sesabar seperti para dokter dalam menjalankan usaha karirnya. Padahal kalau mau tekun, ulet dan sabar akan sampai juga pada sebuah keberhasilan, yang lebih besar dari seorang dokter. Hampir 95% pengusaha pemula tidak mampu bertahan dalam waktu 5 tahun. Bahkan yang 80% hanya sanggup betahan selama 2 tahun.
Semoga tulisan ini bisa menjadi tambahan motivasi, sekaligus menjelaskan kembali bahwa tidak ada bisnis yang instan, atau ingin cepat sukses bukanlah mental pengusaha. Menurut Bryan Tracy dibutuhkan waktu 5 – 7 tahun agar seseorang benar-benar menjadi ahli dibidangnya. Jadi, kalau kita belum sukses setelah 4 atau 5 tahun dalam bisnis yang kita bangun, kita masih memiliki waktu untuk terus bertahan dan meneruskannya. Kesuksesan benar-benar menjadi milik orang yang terus berusaha dan tidak patah semangat.
bisaku says
Pernah baca di buku mana gitu 🙄
Kewirausahaan memang salah satu kunci kemajuan kita, tapi sayangnya untuk mendapatkan modal saja mesti gigit kanan gigit kiri. Tapi kalau ada yang bilang bisa tidak pake modal, memang bisa. Tapi kita juga harus mendapatkan partner yang bisa dipercaya …
MMFaozi says
Saya malah belum pernah membaca buku yang kaitannya sama tulisan saya itu. So, mungkin saja ide itu sudah didahului oleh orang lain.
Terimakasih sudah mau mampir dan kasih komentar di web saya tks
gaph" says
saya punya usul, bagaimana kalau dilampirkan juga risiko-risiko biologis manjadi seorang dokter??
thanks 😯
mmfaozi says
Maksudnya resiko bilogis yang sepeti apa ya?
Minta maaf, karena saya tidak begitu paham, karena resiko yang saya tulis lebih pada melihat dari sudut pandang (paradigma) bisnis.
Mungkin ada yang bisa bantu?
Terimakasih atas komentarnya.
putrosm says
saya putro, mahasiswa kedokteran semester 5, saya merasa tergugah dg membaca artikel ini karena dapat menyadarkan saya bahwa kegagalan 1 tahun tidaklah berarti jika kita tetap bersungguh pd usaha yang kita jalani demi meraih sukses di masa mendatang aamin, thx
wahyu nugroho says
aku boleh minta foto foto produk kayu dan batok pada pelatihan kube woodcraft dihotel kaloko solo? saya wahyu mantan muridmu pak.aku mau mulai usaha limbah kayu lagi.trims
wahyu nugroho says
jangan lupa lho pak
wahyu nugroho says
kabare temen temen kube woodcraft gimana ya? apa masih sering sowan kepadepokan pangestu?
mmfaozi says
Kabar-kabar temen2 di KUBE Woodcraft alhamdulillah baik.
Kadang-kadang masih datang ke Pangestu untuk sharing, Galih, kusno, lala, Yatmin, Budi dll.
Kapan2 nanti aku kirim ya. Web pangestu lagi mau dirombak total, jadi belum bisa diakses.
Kalau ke SOlo mampir aja
wahyu nugroho says
gimana kalo kube woodcraft aku buatkan website dari awal hingga akhir biar greget,ada pendapat pak?
MMFaozi says
Bagus dong, krn bisa memperkuat pasarnya.
Lebih baik ketemu dulu saja sama temen2 KUBE. Nanti ketemu bisa diworkshopku.
Karena sebagian besar kan masih kurang paham internet. Beberapa sudah mulai belajar sih, tetapi belum mengarah ke web. BAru email saja.
Aku yakin teman2 pasti juga senang.
estina says
@pak wahyu nugroho
lokasinya di semarang mana pak?
usaha woodcraft ya?
bisa minta alamat emailnya?
tolong email ke sy ya.. [email protected]
susanto says
wah…mantap nih…….kalau ada training, harus nunggu 30 dulu ya…..kalau perorangan dan digabungkan….kalau ada training lagi kbri ya ……di [email protected]
thanks
MMFaozi says
Training cukup 2 orang sudah bisa berjalan kok. Kalau susanto mau bisa hubungi kami.
fajar rohman says
ajari aku wirahusaha….biar tidak terbelit hutanngggg,,….arh..!!! poesing….
didinfaz says
maaf pak mau tanya, bagaimana membentuk jiwa wirausaha dalam diri seorang pekerja & susah g ya utk mengubah sifat pekerja menjadi seorang pengusaha? dan adaptasi dengan cara apa yang perlu dilakukan? terima kasih