- Menurut sosiolog Dr. David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “The Achieving Society (Van Nostrand, 1961), menulis bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Untuk Indonesia, jumlah 2 % dari 200 juta penduduk berarti 5 juta pengusaha. Dan Indonesia ternyata masih jauh dari harapan, karena jumlah pengusaha Indonesia baru sekitar 400.000 pengusaha, atau “hanya” 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan usaha yang ada di Indonesia masih bersifat mikro (kecil) sehingga tidak memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan.
- Singapura merupakan salah satu bukti kebenaran teori David McClelland. Pada tahun 2007, Singapura memiliki pengusaha sekitar 7,2% dari jumlah penduduknya, padahal pada tahun 2001 baru 2,1 %. Sekalipun negaranya kecil dan gersang, namun Singapura mampu menjadi negara yang makmur. Besarnya pengusaha di Singapura memaksa negeri itu mengimpor tenaga kerja dari negara lain, seperti dari Indonesia, Malaysia, India dan Philipina.
- Kemakmuran negara Amerika Serikat juga di dongkrak oleh banyaknya pengusaha di negara tersebut, yang lebih dari 8% dari jumlah penduduknya. Sebanyak 74 % orang kaya Amerika adalah pengusaha sukses. Menurut Bryan Tracy, Tahun 2003, Organization for Economic Cooperation and Development di Paris memberi peringkat pada Amerika Serikat sebagai “negara yang memiliki paling banyak pengusaha di dunia”. Kewirausahaan menawarkan lebih banyak peluang dan membuka lebih banyak pintu dibandingkan semua cara lain untuk mencapai kekayaan
- Begitu juga Jepang dan Korea Selatan yang memiliki pengusaha lebih dari 5 %. Sedangkan Indonesia terkenal dengan sebagai negara pengirim tenaga kerja ke luar negeri (baca TKI), karena sempitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.
- Kita tidak bisa menyalahkan negara asing yang menguasai dan mengeksploitasi banyak sumber daya alam di Indonesia. Karena begitulah logika ekonomi berjalan, negara yang kaya, maju dan kuat akan menguasai aset-aset negara yang lemah, dari jaman dahulu hingga sekarang. Kita sendiri perlu instropeksi dan mengembangkan diri agar aset sumber daya yang begitu kaya yang kita miliki mampu kita kembalikan lagi untuk kemakmuran rakyat.
- Logika bahwa negara akan makmur dengan minimal 2% pengusaha adalah apabila dari seratus penduduk sebuah negara, terdapat 2 orang menjadi pengusaha, masing-masing memiliki 25 orang pekerja, maka dari semua penduduk yang ada akan mendapat lapangan pekerjaan. Taruhlah dari setiap orang sudah menanggung kehidupan istrinya. Atau istrinya dianggap tidak bekerja. Maka hampir rata-rata setiap rumah tangga akan ada peluang pekerjaan.
- Logika lain bahwa banyak pengusaha akan mendorong kemakmuran sebuah negara adalah bahwa para pengusaha seringkali merupakan orang-orang yang tekun, ulet, kreatif dan selalu berpikiran ke depan, serta memiliki tujuan yang jelas untuk dirinya maupun orang lain. Rata-rata pengusaha adalah orang yang mampu memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya dan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya, dari yang kurang bermanfaat menjadi sesuatu yang bisa diolah dan dijual. Merubah sesuatu yang tidak bernilai bahkan sampah (limbah) menjadi bernilai.
- Lebih banyak pengusaha dan orang-orang yang makmur akan menambah pendapatan pajak pemerintah. Untuk sekarang ini, Indonesia masih sedikit yang memiliki NPWP atau orang-orang yang layak membayar pajak pribadi. WNI yang Punya NPWP pribadi (bukan Perusahaan) HANYA 2.500.000 orang dari lebih 200 juta penduduknya.
- Memang tidak semua pengusaha kaya adalah pengusaha baik dan pendukung kemakmuran negara. Sama dengan bidang kehidupan manusia yang lainnya. Begitu juga dalam dunia bisnis, selalu ada pengusaha yang layak disebut sebagai pahlawan, namun ada juga pengusaha yang layak disebut pecundang, pengkhianat, penipu bahkan perampok uang negara atau pengekspolitasi sumber daya alam tanpa bertanggung jawab. Mereka memang kaya dari hasil bisnisnya, namun cara mereka mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara. Mereka (baca : para pengusaha hitam) bukanlah orang-orang sukses, karena mereka hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli pada nasib orang lain bahkan suka menindas. Cara untuk membatasi pengusaha hitam adalah dengan memperbanyak pengusaha yang dilandasi dengan prinsip kebaikan.
- Butuh upaya dan dorongan yang terus menerus dan berkelanjutan agar Indonesia memiliki banyak pengusaha, karena seseorang yang menjadi pengusaha pada dasarnya membutuhkan semangat dan tekad yang besar. Menurut Peter Crucker, rata-rata pengusaha yang sukses membutuhkan 5 sampai 7 tahun untuk proses belajarnya, yang harus dilalui dengan kesabaran, ketekunan dan keuletan. 80 % orang yang memulai bisnis gagal pada 2 tahun pertama. 15 sampai 17 % gagal dan berhenti bisnis pada tahun ke 4. Yang sanggung bertahan, sebagian besar hanya sekedar bertahan menjadi pengusaha kecil (pengusaha yang tidak punya sistem bisnis) dan hanya sedikit yang jadi pengusaha besar. Maka semangat, kesabaran dan keuletan para pengusaha adalah sesuatu yang layak dihargai, karena semangat pengorbanan dan perjuangannya.
- Semakin banyak orang yang memiliki jiwa wirausaha akan mampu melahirkan banyak pengusaha. Semakin banyak pengusaha akan semakin banyak lapangan pekerjaan. Semakin banyaknya lapangan pekerjaan, memudahkan rakyat memilih pekerjaan yang paling disukai dan cocok dengan keahliannya, juga memilih perusahaan yang mampu memberikan pelayanan dan kesejahteraan yang terbaik.
Lionel says
wah, artikelnya bagus mas.. mohon ijin ambil beberapa pernyataan..