Amal masih ingat betul kata-kata bosnya (pemilik perusahaan) ketika masih bekerja.. “Jangan sok idealis, anak buah kamu tetap akan berkerja karena mereka butuh makan. Yang penting kamu awasi dan kontrol terus menerus agar mereka tidak menjadi malas”. Kata pimpinannya dengan nada tinggi.
Penolakan dari bosnya ini sangat membuatnya kecewa, karena waktu itu dia adalah manajer bagian produksi yang membawahi paling banyak tenaga kerja, kurang lebih 1000 orang.
Sudah seringkali anak buahnya mengeluh tentang mekanisme ijin tidak masuk kerja, waktu istirahat, waktu beribadah dan kenaikan gaji. Kasus yang sering muncul adalah sulitnya proses ijin tidak masuk kerja khususnya kalau ada karyawan yang anggota keluarganya tiba-tiba sakit.
Selain tidak ada asuransi untuk anggota keluarga, juga tidak ada perhatian dari perusahaannya terhadap keluarga karyawannya. Bahkan apabila karyawan nekat membolos kerja, maka sangsinya pemotongan gaji.
Menurut Amal, sistem yang buruk akan berdampak pada pekerja sekaligus perusahaan, karena ketidaktenangan dan ketidaknyamanan dalam bekerja akan membuat karyawan tidak fokus dan berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan.
Sudah lama Amal memendam perasaan itu, sampai kesabarannya mulai habis dan berpikir untukj segera keluar dari pekerjaannya. Sering Amal merasa heran sendiri kenapa bosnya menolak pembaharuan sistem yang justru akan menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun karyawannya.
***
Amal adalah seorang pemuda yang memiliki keinginan untuk menjadi orang sukses yang kaya dan bermanfaat untuk banyak orang. Perjalanan karirnya dimulai dengan menjadi seorang pekerja, karena Amal merasa tidak punya modal untuk berusaha sendiri. Dia percaya bahwa dengan bekerja baik dan tekun maka dia akan mampu mewujudkan cita-citanya, yaitu memiliki karir yang bagus dan gaji yang tinggi. Cara pandangnya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan keluarganya yang mendorongnya untuk segera bekerja selepas dia kuliah.
Keluarga dan lingkungan Amal tidak jauh berbeda dalam melihat pekerjaan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dimana sebagian besar keluarga dan lingkungan sosial mengajarkan “belajarlah yang keras pada saat sekolah, capailah nilai dan rangking tertinggi, kemudian dapatkan kerja yang terbaik dengan gaji yang besar”. Atau jadilah pegawai negeri sipil (PNS), karena jadi PNS akan membuatmu mendapat gaji dan pensiun seumur hidup. Itulah cara hidup terbaik.
Namun setelah melihat gaji PNS yang tidak begitu besar, dan juga cara kerja PNS yang kurang profesional, Amal berpikir kalau lebih baik dia kerja di perusahaan swasta yang bisa memberikan gaji lebih besar dari PNS, juga dilihatnya pekerja diperusahaan swasta lebih dinamis dan menantang.
Begitu selesai kuliah, amal melamar pekerjaan di banyak perusahaan yang menurutnya cocok untuk meniti karirnya. Akhirnya Amal diterima bekerja pada sebuah perusahaan textil.
Dia seorang pekerja yang baik, loyal, aktif dan tekun. Jabatan kepala produksi yang di capainya setelah 5 tahun berkerja telah menunjukkan bahwa dia pada dasarnya adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk meraih prestasi dalam dunia kerja.
Awalnya dia cukup puas dengan apa yang dikerjakan dan gaji yang dia dapatkan. Kemudian setelah 7 tahun bekerja, dan posisinya sudah menjadi seorang manajer, barulah mulai muncul ketidakpuasan dalam perjalanan hidupnya untuk mencapai cita-cita.
Ketika dulu dia masih menjadi staf biasa, dia memimpikan untuk merubah suasana dan atmosfir kerja yang lebih memberdayakan dan partispatif untuk semua karyawan. Dia percaya bahwa gagasannya justru akan membuat perusahaan bisa lebih efisien dan efektif. Sebagai staf biasa yang tidak memiliki wewenang apapun untuk mengambil keputusan, dia tidak berdaya untuk merubahnya. Dia berharap setelah mendapat
jabatan penting akan mampu mempengaruhi kebijakan perusahaan dan melakukan perubahan.
Setelah 7 tahun bekerja, dia baru sadar bahwa perubahan itu tidak mudah, karena bosnya (pemilik perusahaan) adalah seorang pemikir tradisonal, dengan gaya manajemen masa lalu yang cenderung otoriter dan lebih berorientasi pada keuntungan, dan hampir tidak peduli dengan kesejahteraan karyawan.
Amal telah bekerja keras, penuh loyalitas, serta sering lembur dengan menambah jam kerja untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaannya. Namun itu semua ternyata belum mampu meyakinkan bosnya bahwa dia memiliki gagasan yang baik untuk merubah sistem kerja perusahaan. Sekalipun seorang pengusaha, namun cara berpikir bosnya justru tidak berkembang dan seringkali berorientasi jangka pendek dan takut akan kebangkrutan.
Padahal menurut cerita, bosnya dulu juga memulai dari nol untuk menjadi pengusaha besar. Memiliki kepribadian yang menyenangkan, memiliki keberanian, keuletan dan ketekunan sampai perusahaannya menjadi berkembang. Namun, dia tidak melihat sifat-sifat itu lagi di dalam diri bosnya.
Akhirnya Amal mulai merasa menemukan ketidaknyamanan dalam dunia kerja. Sampai tahun ke 8, dia masih bertahan, namun perlakuan yang diterima dari bosnya justru semakin membuatnya merasa kecewa. Gajinya tidak dinaikkan dan permintaanya untuk mengganti fasilitas mobilnya juga ditolak, sudah 2 tahun terakhir ini gaji dan fasilitasnya tidak berubah.
Padahal dia merasa telah ikut membesarkan perusahaan. Ketika dia baru masuk, tenaga diperusahaanya baru 400 orang. 5 tahun berikutnya sudah berkembang sampai 1000 orang, dan keuntungan perusahaan telah meningkat pesat. Kalaupun selama 2 tahun terakhir perusahaan menjadi stagnan, lebih dikarenakan bosnya tidak tanggap terhadap tuntutan perubahan.
Dia merasa bahwa loyalitas dan integritasnya telah dipahami secara salah oleh bosnya. Amal merasa diperlakukan secara tidak adil. Bekerja secara loyal, tekun dan professional, serta mampu membesarkan perusahaan, ternyata tidak secara otomatis menaikkan gajinya. Karena gajinya masih tergantung dengan si Bos. Selama ini dia tidak begitu menghiraukan, karena yang paling penting memberikan yang terbaik untuk perusahaan, sambil berharap bahwa suatu saat bosnya atau perusahaannya akan memberikan gaji yang sepadan.
Amal mulai merasa jauh dari kesuksesan yang pernah diimpikannya, dan pendapatan yang dia terima semakin tidak mencukupi kebutuhan bulanannya. Karena gaji 7,5 juta rupiah sebulan, fasilitas mobil dan tunjangan lainnya, selalu habis setiap bulannya. Sebagian besar gajinya digunakan untuk membatu adik-adiknya yang masih sekolah dan kuliah. Dulunya dia bermimpi untuk membahagiakan orangtuanya, menaikkan haji orang tuanya, dan masih banyak keinginan lainnya. Namun, impian itu sampai sekarang belum tercapai.
Sebenarnya Amal sudah sangat bersyukur kepada Tuhan dengan keadaannya sekarang, namun dia belum merasa sukses. Dia merasa ada kelebihan-kelebihan energi lain dalam dirinya yang belum dimanfaatkan sepenuhnya. Dia merasa terkekang oleh sistem kerja perusahaannya, dan kurang memiliki aktualisasi lain yang bisa dikembangkan.
*** ***
Pada suatu hari, setelah 8 tahun penuh bekerja, dan mulai meragukan bahwa bekerja adalah jalan terbaik meraih cita-citanya, Amal bertemu dengan seorang teman lamanya yang kebetulan semenjak lulus kuliah langsung usaha. Usaha temannya terlihat belum besar namun ternyata sudah memiliki keuntungan bersih rata-rata 10 juta per bulan.
Temannya ini tampak hidup bersahaja, rajin beribadah, banyak menolong orang lain, sudah naik haji, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Karyawannya ada sekitar 20 orang dan tampaknya juga rajin beribadah dan suasananya pun teduh dan nyaman. Dia membandingkan dengan dirinya yang belum berkeluarga, belum punya rumah dan bahkan tidak memiliki tabungan. Sekalipun setiap hari dia naik mobil bagus fasilitas perusahaan, namun sebenarnya dia tidak lebih kaya dibandingkan dengan temannya yang pengusaha itu.
Padahal 4 tahun yang lalu ketika dia sudah menjadi kepala produksi, temannya ini masih biasa-biasa saja, bisnisnya masih belum berjalan dan kehidupannya tampak pas-pasan, bahkan belum punya sepeda motor. Namun, sekarang tampaknya seperti terbalik, usaha temannya itu telah besar, menjadi kaya dan tampak menikmati pekerjaannya. Sementara dia sendiri berangkat kerja jam 7 pagi, pulangnya jam 9 malam bahkan kadang sampai jam 12 malam.
Dia tidak tahu persis bagaimana temennya ini menjadi sukses, karena 3 tahun terakhir dia sudah jarang ketemu, di mana Amal semakin sibuk dan temannya juga semakin sibuk.
Dari rasa tertarik akan kesuksesan temannya, akhirnya Amal menjadi sering ketemu dan diskusi dengan temannya itu tentang dunia bisnis dan enaknya menjadi pengusaha. Amal menemukan bedanya hidup menjadi pekerja dan menjadi seorang pengusaha. Dan dari temenya itulah kemudian dia mendapatkan sebuah buku tentang motivasi untuk menjadi seorang yang sukses.
Buku yang diberikan pada dia itu berjudul “Berpikir dan Berjiwa Besar” karangan dari DJ Scwartch. Buku itu mampu memotivasi secara kuat untuk merubah jalan hidupnya, dengan berniat untuk menjadi pengusaha.
Yang paling menarik setelah membaca buku itu, adalah kata-kata mutiara “kalau kau yakin bisa sukses, maka kau akan suskes”. Kesuksesan anda diukur oleh seberapa besar keyakinan anda terhadap kesuksesan itu sendiri.
Dalam waktu yang tidak lama kemudian Amal memutuskan untuk menjadi pengusaha, dan segera mengajukan permohonan mundur dari pekerjaannya. Bosnya sangat terkejut dan kaget dengan keputusannya, dan berharap bahwa Amal tidak mengundurkan diri, menawarkan gaji yang lebih tinggi dan fasilitas yang lebih baik. Namun Amal tidak perduli lagi, sudah terlalu lama dia bersabar, dan merasa sudah mantap dan yakin untuk keluar dari perusahaannya dan membangun usaha sendiri.
Apakah kemudian Amal langsung menjadi pengusaha sukses ????
*** *** ***
Pada awalnya Amal begitu meyakini bahwa bisnisnya akan segera berjalan dan menguntungkan setelah 1 tahun berjalan. Namun ternyata setelah 2 tahun bisnisnya berjalan, terbukti dengan jelas bahwa usaha sendiri ternyata tidak semudah dan secepat yang dibayangkan sebelumnya. Tidak seperti yang digambarkan oleh buku-buku yang pernah dibacanya. Bahkan usaha yang didirikannya cenderung merugi dan seakan-akan sedang menuju kebangkrutan dari pada keberhasilan.
Dia tidak lagi mampu membantu biaya sekolah adiknya, yang untungnya tinggal satu orang karena adiknya yang 1 lagi sudah selesai kuliah. Cicilan rumah yang terlanjur dia beli saat dia masih bekerja, juga tidak sanggup lagi dia teruskan, sebesar 2,5 juta setiap bulannya.
Bisnis yang dikembangkan oleh Amal adalah beternak sapi (pembesaran/penggemukan sapi). Dengan cara membeli sapi yang kecil atau bibit sapi kemudian dipelihara sekitar 3 sampai 4 bulan kemudian dijualnya. Hasilnya sebenarnya cukup menguntungkan, karena banyak pengusaha ternak sapi lain yang sudah sukses. Dia memilih beternak sapi karena mengetahui bahwa daging sapi sebagian besar besar masih impor, sehingga dia melihat bisnis ini cukup menguntungkan untuk jangka panjang. Didukung kondisi perekonomian yang semakin membaik dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang akan membuat konsumsi daging juga meningkat.
Setelah berjalan 2 tahun, dan tidak menemukan tanda-tanda keberhasilan dalam bisnisnya, Amal mulai ragu dan gelisah. Mulai muncul pertanyaan dari dalam dirinya. Apakah saya benar-benar mampu untuk menjadi pengusaha? Apakah benar-benar diperlukan “bakat” untuk menjadi pengusaha? Apakah saya telah gagal? Perlukah saya untuk ganti dari bisnis peternakan sapi ke bisnis yang lain? Ataukah saya harus kembali menjadi pekerja?
Sekitar 4 bulan lamanya Amal terjebak dalam kondisi itu, antara terus bisnis atau dia perlu mengambil jalan lain. Logika dan nalarnya benar-benar mengalami kebuntuan dan tidak mampu lagi mencari jalan terbaik apa yang perlu segera dilakukan.
Bisnisnya memang masih berjalan, tetapi dari 15 sapi yang semula dipelihara tinggal menjadi 8 sapi, yang keuntungannya tidak mampu lagi menutup operasionalnya dan gaji tenaganya. Belum lagi kalau tiba-tiba sapinya ada yang kena penyakit yang semakin memperbesar pengeluarannya. Dan yang lebih penting adalah cicilan hutang yang harus dia bayar tiap bulannya, karena telat sedikit akan langsung dikejar-kejar pihak Bank.
Pengalaman menemui kesulitan bisnis sendiri yang baru pertama kali dia temui, benar-benar menimbulkan keraguan yang mendalam. Dia merasa tidak percaya diri, bahkan rendah diri, malu keluar rumah, malu ketemu teman-teman lamanya, bahkan malu bertemu dengan keluarganya, karena dirinya sudah tidak bisa membantu keluarga lagi. Dia merasa malu, karena merasa telah gagal dan tidak ada yang perlu dibanggakan lagi.
Ketika masalah ini dia ceritakan pada teman-teman lamanya yang masih bekerja, mereka menyalahkan dan menyesalkan kenapa Amal harus keluar kerja. Berbagi dan ngobrol dengan teman-temannya yang pekerja justru membuat Amal semakin frustasi dan tidak tahu jalan mana yang harus diambil.
Dia teringat ketika baru akan memulai usaha, betapa saudara dan orangtuanya sangat menentangnya. Mereka menentang keinginan Amal untuk berhenti bekerja, dan membuka usaha sendiri. Keluarganya menganggap bahwa usaha sendiri itu penuh dengan resiko. Ya kalau lancar, kalau bangrut siapa yang menanggung??? Bahkan keluarganya mencontohkan orang-orang disekitar mereka yang berusaha sendiri, dan sekarang bangkrut.
Dia merasa dalam kondisi yang benar-benar sulit. Di dalam dirinya selalu muncul pertanyaan yang sulit dijawabnya, haruskah dia berhenti wirausaha, dan kembali menjadi pekerja???
*** *** *** ***
Untunglah Amal masih memiliki seorang teman yang pengusaha, yang mampu dan mau memotivasinya dia untuk terus bertahan dalam usahanya. Dia menemui lagi temannya itu, dan semakin merasa kagum karena temennya ini, karena usahanya semakin besar saja, bahkan keuntungan bersih rata-rata setiap bulan sudah mencapai 20 juta rupiah. Temannya itu bernama Alam.
Melihat Amal menghadapai masalah dalam merintis usahanya, maka Alam sebagai pengusaha yang sukses merintis dari nol, berusaha untuk membagikan pengalamannya kepada Amal. Alam mengatakan bahwa setiap kita ingin menaiki tangga kesuksesan, maka diperlukan sebuah perjuangan, dan harus berani melewati kegagalan.
Alam bercerita bahwa dirinya juga mengalami hal yang sama di awal usahanya, sampai 3 tahun berjalan, usaha si Alam tidak menghasilkan keuntungan yang memadai, bahkan untuk beli makan sehari-hari tidak cukup.
“Rizki itu milik Allah SWT, tugas kita hanya menjemputnya dengan usaha kita”, kata Alam kepada Amal. “Ketika usaha kita belum memberikan hasil, maka bersabarlah, karena disetiap kesulitan itu ada kemudahan.” Alam menjelaskan begitulah Al Quran mengajarkan pada kita.
Setiap keinginan kita untuk suskes dalam usaha dunia, dibutuhkan pengetahuan dan cara mendapatkannya. Kalau kita sudah mampu menguasainya, maka dengan sendirinya kesuksesan bisnis akan begitu mudah kita dapatkan. Namun, semua itu butuh proses dan pembelajaran, sampai kemudian kita menemukan titik di mana usaha yang kita bangun menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan.
Sebagaimana orang sekolah, maka untuk naik kelas saja kita harus melewati test dan ujian. Barangkali kita tidak lulus test atau ujian, atau kita lulus dengan nilai jelek, tetapi kalau kita selalu bersungguh-sungguh, tekun dan ulet, maka lama-lama kita akan menjadi orang yang semakin pintar. Apalagi dalam dunia bisnis, yang tidak mengenal kelas dan siapa guru dan pengujinya.
Alam menceritakan dengan panjang lebar, dan menyarankan Amal untuk mebaca buku-buku yang berisi tentang motivasi bisnis lainnya. Seperti buku berjudul “Rich Dad Poor Dad” karya Robert T Kitosaki, buku “Emotional Spiritual Quation (ESQ)” karya Ari Ginanjar Agustian, “Menjadi Kaya dengan Cara Anda Sendiri” karya Brian Tracy, “Huku Sukses” karya Napolion Hill dan lain-lain. Juga buku-buku biografi para pengusaha sukses. Alam mendorong Amal untuk memanfaatkan salah satu buku-buku tentang sukses bisnis, untuk membuka wawasan yang lebih luas tentang proses pembangunan bisnis.
Alam juga mengajak Amal untuk mendalami agama, dengan memberikan Amal buku-buku agama. Alam bercerita bahwa mendalami agama dan mengamalkannya justru akan membuat hidup lebih tenang dan lebih bahagia. Agama akan menjadikan kita menjadi manusia yang bisa menguasai dunia, bukan manusia yang dikuasai dunia.
Berbagi pengalaman dengan Alam yang berlatang belakang pengusaha, ternyata mampu membangkitakan motivasi dan membuka inspirasi. Beberapa kali Amal bertemu dengan Alam. Dia belajar banyak darinya sehingga dia semakin kuat untuk terus mempertahankan bisnisnya, terus focus dan menganggap kesuksesan adalah sebuah proses, dan kegagalan adalah hal yang wajar ditemui oleh orang-orang yang ingin mencapai kesuksesan yang lebih tinggi.
Dia sadar, untuk meneruskan bisnisnya, dia tidak lagi punya modal dan hanya meninggalkan sedikit asset, bahkan dia memiliki hutang yang mulai tidak mampu dicicilnya. Namun dia tidak mau terjebak terus menerus dalam kekalutan dan kefrutasian, dan ingin segera kembali focus untuk menjalankan usahanya. Tidak ada jalan lain, resiko harus diambil, biarlah menjadi miskin kembali, namun tidak boleh kehilangan semangat dan berhenti di tengah jalan. Jalan panjang masih terbuka di depannya. Orang sukses adalah orang berani ambil resiko secara aktif.
*** *** *** *** ***
Setelah mengkalkulasi dan menganalisa semua masalah dan kebutuhannya, maka Amal memutuskan untuk menjual rumahnya, satu-satunya sisa hasil dari 8 tahun bekerja, yang belum lunas cicilannya. Dia berprinsip dulu tidak punya apa-apa, sekarang pun wajar kalau tidak punya apa-apa. Yang penting masih punya semangat untuk maju menjadi sukses dan bermanfaat untuk orang lain.
Semangat itu pula yang mampu mengalahkan gaya hidup dia yang sudah terlanjur tinggi. Dulu, ketika dia masih bekerja, kemana-mana bawa mobil dan di dompetnya selalu ada uang minimal 200 ribu, kurang dari itu dia merasa tidak punya uang. Sekarang dia banting setir, kemana-mana bawa sepeda motor, di dompetnya tidak lagi banyak uang, kadang-kadang hanya uang 10 ribu yang hanya cukup untuk beli bensin, atau bahkan tidak bawa uang sama sekali.
Dari pada selalu mengenang pekerjaan masa lalu, Amal memilih untuk tetap fokus dengan usahanya. Dia tidak perduli berapa uang yang ada didompetnya, yang paling penting bagaimana usahanya tetap bisa berjalan lagi.
Bukan berarti masalah kemudian selesai dengan dia kembali ke fokus usahanya. Bahkan masalah yang lebih rumit menghadang, salah satu sapinya yang siap untuk dijual, tiba-tiba sakit dan mati. Namun semua itu telah mampu disikapinya dengan cara yang berbeda.
Pernah suatu saat, dia kehabisan uang setelah membayar gaji tenaganya dan melunasi beberapa tagihan.. Bahkan sekedar uang 5 ribu rupiah untuk untuk beli makanpun tidak ada. Dia merasa malu kalau harus meminjam kepada teman atau saudaranya. Akhirnya dia memilih untuk menhan rasa laparnya, sekaligus menguji dirinya sendiri bahwa rizki milik Allah yang Maha Kuasa. Dia yakin bahwa Allah mengatur rizki setiap mahluknya.
Setelah hampir satu hari penuh dia tidak makan, datanglah pertolongan Allah, di mana tiba-tiba salah seorang temannya menelpon dia untuk datang kerumahnya. Anak dari temannya itu sedang ulang tahun, banyak makanan sisa acara ulang tahun yang cukup banyak. Mulai makanan besar sampai makanan ringan. Temannya itu ingin agar Amal mengambil makan dan roti yang ada di rumahnya yang cukup banyak, dan temannya khawatir kalau roti-roti itu mubadzir. Subhanallah, Allahuakbar, alhamdulillahirobbil’alamin, demikian Amal memuji Allah SWT.
Sekalipun kejadian tersebut bukan sesuatu yang besar, namun menambah keyakinan Amal, bahwa manakala sudah sampai pada saatnya dia mendapatkan rizki, maka rizki itu akan datang juga. Pengalaman kecil, namun membuat dirinya semakin sadar bahwa betapa kecilnya kita di hadapan Allah SWT. Perenungan seperti itu tidak dia dapatkan ketika dia masih bekerja, yang setiap bulannya hampir bisa dipastikan mendapat bayaran. Seakan-akan rizki dating dari perusahaan bukan dari Tuhan. Berbeda ketika dia usaha sendiri, bahwa untuk mendapatkan uang yang jumlahnya kecil saja seakan-akan serba tidak pasti.
Lama-lama Amal semakin religius, dan semakin suka mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dia merasa bahwa apa yang dia rasakan sekarang ini adalah hidayah dari Allah. Dia sadar bahwa ketika seseorang mengalami masa-masa sulit seperti dirinya, maka bisa saja orang akan lari ke hal-hal yang bersifat klenik atau syirik, atau ke dukun misalnya. Atau bahkan terjebak pada pelarian mencari kesenangan sesaat, minum-minum, bermain judi dan kesenagan lainnya. Untuk itulah dia mensyukuri hidupnya yang justu merasa semakin dekat dengan agama.
Perubahan dalam dirinya ini, mulai dia rasakan membawa dampak yang cukup besar dalam menjalankan usahanya. Ketenangan dalam melihat dan menyikapi setiap masalah memunculkan kreatifitas yang luar biasa.
Ide-ide cerdas segera bermunculan, seperti membuat formula makanan sapi yang membuat kotoran sapi tidak lagi berbau menyengat, memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan pupuk kandang, membuat kolam ikan yang memanfaatkan kotoran sapi muda sebagai pakan ikan dan kreatifitas lainnya. Kreatifitasnya yang sederhana dan mudah diterapkan, menambah pendapatan bisnisnya.
Usahanya memang tidak serta merta lancar dan mendapat keuntungan besar. Namun jalan menuju sukses bisnis telah terbuka lebar, keyakinannya begitu kuat tertanam dalam dirinya, dan menganggap kesuskesan bisnis hanyalah masalah waktu, kalau kita mau tekun, ulet dan sabar. Amal mengembangkan visi usahanya, tidak lagi sekedar untuk mencari keuntungan, namun juga membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan menjadikan usahanya tidak hanya tempat mencari nafkah namun juga tempat untuk belajar.
Amal juga pernah kehabisan modal untuk mempertahankan usahanya, tidak bisa pinjam ke Bank, karena tidak punya jaminan. Dan tidak memiliki akses peinjaman ke tempat lain. Dulunya, kadang-kadang Amal pinjaman ke rentenir, namun karena bunganya terlalu tinggi, dia tidak mau lagi pinjam ke rentenir. Usahanya untuk terus mencari sumber modal akhirnya menemukannya dengan seorang investor. Amal menawarkan keuntungan bagi hasil, dan disetujui oleh investornya.
Amal benar-benar mulai memahami bahwa untuk bisnis sendiri tidak tergantung pada besarnya modal uang. Karena dia bangkit lagi membangun usahanya yang bangkrut di saat kehabisan modal dan menanggung sejumlah hutang.
Setelah menemukan bentuk ketenangan, semangat dan keyakinan baru dalam hidupnya, mulai muncul keinginan diri dalam diri Amal untuk menikah. Dulu ketika dia masih mendapatkan gaji 7 juta per bulan dia merasa bahwa uang sebesar itu belum cukup untuk menikah, karena dia merasa belum memiliki rumah sendiri (rumahnya masih cicilan). Namun sekarang ketika pendapatannya tidak pasti, tidak punya rumah dan tidak punya mobil, justru dia menemukan bentuk keyakinan baru, bahwa rizki adalah milik Allah yang Maha Kaya lagi dermawan.
Kebahagiaan hidup berkeluarga bukanlah terletak pada berapa banyak harta yang dimiliki, namun seberapa jauh keluarga kita mampu mendekatkan diri kepada Allah dan mampu saling mencintai karena Allah.
Amal tidak ingin mencari istri dengan berpacaran, namun berusaha dengan cara yang telah diajarkan agama. Dia teringat ucapan seorang temannya, bahwa cinta itu milik Allah SWT. Tugas manusia adalah menjemput cinta itu. Allah bisa memberikan rasa cinta dalam hati setiap manusia, dan sekaligus merubahnya menjadi rasa benci, karena Allah yang menggenggam hati setiap manusia.
Maka, barangsiapa dalam menjalankan kehidupan cintanya sesuai dengan aturan dan kehendak Allah, maka Allah SWT akan menambahkanya sebagai sebuah nikmat. Namun apabila dalam kehidupan percintaannya melanggar aturan-aturanNYA, maka sungguh dia akan celaka dunia-akherat. Dia akan tertipu oleh kesenagan dunia yang mengasyikkan namun tidak membahagiakan. Dia akan tersesat, tanpa merasa bahwa dirinya tersesat, dan menganggap dirinya telah berada pada jalan yang benar. Cintanya akan terombang ambing diantara keinginan dan nafsu.
Amal tidak tahu pasti kapan maksud dan tujuan hidup yang lebih mendalam seperti itu mulai begitu mudah dia terima. Selama ini dia merasa agama dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga ibadahnya tidak karuan, dan kehidupannya pun kacau, jauh dari ketenangan. Yang ada dalam dirinya adalah ambisi-ambisi yang lahir dari keserakahan terhadap kesenangan dan kepuasan keduniaan.
*** *** *** *** *** ***
Memang bisnis membutuhkan waktu dan proses untuk mencapai kesuksesannya, dan begitulah hukum dunia ini di tetapkan. Pohon mangga tidak bisa langsung berbuah, namun berproses dari kecil dan secara bertahap melewati siklusnya sendiri sampai bisa berbuah. Di tanah yang tepat dan mendapat sinar matahari dengan baik, pohon mangga itu akan mudah tumbuh dan berkembang, akar-akarnya akan mengembang secara kuat sehingga tidak mudah tumbang oleh hempasan badai. Pada saatnya kemudian akan mulai berbunga dan berbuah, mula-mula buahnya sedikit lama-lama menjadi banyak. Buahnya yang enak dan daunnya yang rindang akan memberi banyak manfaat.
Dalam sebuah bukunya Brian Tracy ditulis, bahwa untuk menjadi pengusaha atau orang disebut berpengalaman dalam usaha, adalah setelah dia menjalani usahanya yang terfokus selama 5 sampai 7 tahun. Upaya untuk mempercepatnya (mempersingkatnya) hanya akan menghasulkan kesia-siaan, membuat struktur usaha menjadi rapuh. Setelah 5 sampai 7 tahun, maka akan mulai muncul kemampuan sesungguhnya dalam menjalankan usahanya.
Setelah berjalan sekitar 6 tahun, sekarang bisnis Amal sudah semakin besar, jumlah sapinya sudah mencapai 200 ekor, dan tenaga kerjanya sudah mencapai 10 orang. Sebulan Amal mendapat keuntungan bersih 15 juta rupiah, setelah dikurangi operasional dan bagi hasil dengan investornya. Dia sudah menyiapkan beberapa rencana pengembangan bisnisnya agar menjadi semakin besar.
Suatu saat Amal bertemu dengan mantan bosnya, dan tahu bisnis bosnya hampir bangkrut. Tenaga kerja hanya tinggal sekitar 100 orang, dan tampaknya sudah berada pada ujung kebangkrutan. Amal tahu dari teman-temannya bahwa semenjak dirinya keluar, perusahaan mulai banyak masalah. Perusahaan sering rugi dan tidak mampu membayar hutang-hutang perusahaan. Di tambah lagi bisnis tekstil yang lagi lesu karena serbuan tekstil impor dari Cina.
Namun menurut Amal masalah mantan bosnya semakin parah karena perilaku bosnya sendiri yang kehilangan jiwa kewirausahaannya (entrepreurship) ketika berada dipuncak kesuksesannya. Menjadi takut pada resiko menjadi bangkrut dan miskin, takut mencoba sesuatu yang baru karena takut salah. Terjebak pada kepuasaan akan hasil sehingga membuatnya berorientasi jangka pendek, dan tidak memiliki pikiran dan rencana jangka panjang. Dan kehilangan naluri bisnisnya sehingga tidak mampu beradaptasi dengan perubahan.
Amal merasa kasihan dengan mantan bosnya, karena kehidupannya sangat kacau dan jauh dari agama. Setiap malam berfoya-foya, memburu kesenangan dunia malam dan selalu pulang ke rumah dalam kondisi kelelahan. Rumah tangganya pun kacau, dan tidak ada lagi kejururan dalam rumah tangganya. Ingin sekali suatu saat, Amal bisa menolong mantan bosnya, agar segera kembali ke jalan yang lurus dan bangkit lagi menjadi pengusaha yang lebih baik dan bermanfaat.
Kesuksesan Amal memang belum setinggi yang pernah dicapai oleh mantan bosnya. Namun dia yakin bahwa seiring perjalanan waktu, dia akan mampu melampauinya.
Amal menjadikan kebangkrutan bosnya sebagai pelajaran yang sangat berharga, khususnya ketika seseorang sedang berada tangga kesuksesan, agar tidak mudah lupa diri. Kita perlu selalu memperbaiki diri kita dan menyelaraskan dengan perubahan. Apa yang kita anggap sukses saat ini, belum tentu, bahkan seringkali tidak bisa menjadi acuan sukses untuk tahun-tahun berikutnya.
Dunia selalu berubah sekalipun ada yang tampaknya selalu sama, seperti matahari yang selalu muncul dari timur dan tenggelam ke arah barat. Namun sadarkah kita bahwa setiap hari ada manusia yang mati dan ada pula anak yang baru lahir. Kemampuan untuk membaca dan memahami perubahan akan banyak membantu kita melewati hidup ini dengan lebih manfaat dan lebih cerdas.
M. Faozy says
Subhanallah hebat sekali artikelnya mas… salam kenal
Arief Fajar Nursyamsu says
Cerita yang menarik mas..
Saya ambil kesimpulan, kalau sebelum pindah kuadran harus siap mental dan ada buffer dana buat menjaga cashflow. Saya sendiri memilih untuk membangun (menyiapkan) bisnis sambil menjadi pekerja. Mengamati pasar dan peluang. Begitu sudah siap ya pindah kuadran.
Sisi negatifnya adalah tidak bisa maksimal. Ketemu dengan klien harus di luar jam kantor, walaupun bisa disiasati dengan mendelegasikan ke istri.
Thanks mas.. salam kenal.. saya di Solo..
mmfaozi says
Siip lah. Salam kenal juga yaa. Semoga suatu saat kita bisa ketemu.
Masalah pindah kuadran, atau merubah paradigma memang butuh persiapan. Tapi aku yakin, selama kita punya niat pasti suatu saat akan ada jalannya.
Saya dulu juga membutuhkan waktu lama untuk memutuskan keluar dari tempat kerja.
Kayalnya di kesempatan lain kita bisa sharing lebih banyak.
Erfan says
Salam kenal
Saya jadi termotivasi dengan cerita mas
Mudah2an saya bisa menirunya
amien
someone_female says
pak, artikelnya menarik sekali…kalo saya mau konsul mengenai memulai wirausaha tapi via email boleh kagak ❓
saya masih mahasiswi soalnya…thanks…
MMFaozi says
Untuk Erfan
Terimakasih atas komentarnya. Menambah semangat saya untuk bisa terus berbagi.
andri says
terimakasih mas atas bagi2 pengalmannya.
sebenarnya sudah lama juga saya tertarik utuk bisnis yang serupa dengan mas,,
kalau mau mau nanya atau konsultasi mengenai bisnis penggemukan sapi via email boleh g’ mas?
salam..
arifkhoirudin says
bismillah, setiap manusia adalah pemimimpin dan setiap pemimpin akan ada pertanggungjawabnya semoga kita bisa menjadi rahmatan lil allamin, salam kenal n sukses selalu.
MMFaozi says
Salam kenal juga ya.
Rio says
alhamdulillah,artikel ini sgt membuka mata saya utk lebih mendekatkan diri lagi kpd Allah swt.bisnis yg berbasis agama memang sgt bagus mas,insyaallah saya juga mempuyai rencana spt itu.doa kan ya mas biar sukses.Amin.
Tony says
Sungguh cerita yg bagus banget mas. Saya pribadi juga lagi nyiapin mental utk berwirausaha mas, semakin lama semakin jenuh mjd org gajian tanpa bisa berkembang. Salam kenal, sampai jumpa di puncak kesuksesan…
wahyu_taponk says
cerita yg menarik,
and aku setuja trus sekisah ama mmfaosi…
salam kenal smua ya… yg ada dsini..
🙄
iwan says
salam kenal yah…..
makasih ats infonya………..
sukses selalu
balas yah
MMFaozi says
Untuk semua brothers yang telah mampir ke blog saya. Minta maaf kalau tidak bisa membalas satu per satu. Saya membaca semuanya, dan sungguh sangat membantu saya tetap menjaga semangat untuk terus menulis dan berbagi. Semua komentar dan pertanyaan, akan ada yang saya balas lewat langsung email, atau saya tulis dalam bentuk artikel yang lain.
Terimakasih terimakasih terimakasih
orang baru mampir says
wah, jadi kesindir saya… kok bisa mirip ya pengalaman si Amal itu….
DANI says
😐 waah asik ya mas jadi pengusaha.goodluck
nur says
😛 saya turut kagum dengan karya anda kerana anda menhubungkaitkan kehidupan kita ini hanya untuk allah s.w.t. dalam membuat keputusan. syukran….
Musab says
Mas, aku mahasiswa yg sekrng harus cuti kuliah karena sakit yg cukup lama.
Tp skrng sy kurang termotivasi kuliah krn tertarik bngt dng dunia enterpreneurship. jk sy kuliah sy bs lu2s 5 thn lg. Lama kan ya?
Apa jd pengusaha yg sukses hrs sarjana? Kan kelamaan.
Mw kuliah smbil usaha sangat berat krn jdwal kuliah sngat padat!
Gmna menurut mas?
Tlg bls di email ya?
O,y mas! Nice article..
MMFaozi says
Untuk Musab,
tentu setiap orang bisa menjadi pengusaha tanpa harus menjadi sarjana.
Bahkan banyak sekali pengusaha sukses yang hanya lulusan SD atau tidak tamat SD. Salah satunya adalah pendiri MASPION. Pernah lihat produk MASPION kan? Yang pendirinya tidak lulus SMP.
Atau saya punya kenalan pengusaha yang hanya lulus SMP namun sekarang memiliki 4 pabrik dengan 4.000 karyawan.
Tidak ada hubungannya kok bahwa pandai di sekolah, rangking 1 di sekolah, atau mendapat gelar yang tinggi, akan membuat orang sukses dalam bisnis.
Vitas says
Wah..wah..Anda-anda memang-memang good-good….
Widodo says
Keren Mas…Mantap banget! thanks banget buat sharing pengalamannya> nuwun
muhammad says
SubhanaLLAH
mimet says
menarik sekali artikelnya mas,btw aq jg pgn ternak sapi.beternak sapi yg baik bagaimana sih mas?tlg dijelasin via imel ttg perawatan sampe finishingnya.thanks
fitri says
Aslkm, kren bnget isiny, fitri jdi termotivasi jdiny, lgian skrang fitri jg ada pluang tuk usaha, krena ada dinas dri pusat yg mau memberi modal awal yg pmbyaranny tak ada batasanny, btw bisa g ya sling tukar email, biar fitri bisa konsul msalah usaha, klau bisa mkasih bnget.
salam kenal aja dari fitri di padang
Tian Subiakto says
Zi pa kabar?
semga yang kamu tulis menjadikan inspirasi untuk banyak orang
Ciko says
Subhanalloh mas. . mata saya ampe sembab bacanya jujur saya terharu, perjuangan & pendekatan agama membuat hati sy trenyuh hingga gak sadar mata sy basah. Saya msh jd kuli & kebetulan pengin usaha sapi, saat ini lg ngikut temen nitip seekor, Mas klo boleh sharing soal persapian dunk . dr perawatan sampe finishingnya, Sy lg ancang2 mo pindah quadran, mohon pencerahannya, ditunggu yahh diemail, smoga mas ada waktu, amin !
Thanks berat
Wassalam
MMFaozi says
Untuk Ciko dan sahabat-sahabatku yang lain.
Aku minta maaf, sampai sekarang belum bisa banyak bantu untuk berbagi pengalaman secara personal. Karena berbagai kesibukan. Sekalipun saya sangat menginginkannya.
Untuk sementara ini, saya baru bisa menulisnya dalam bentuk artikel. Semoga suatu saat ada cara khusus yang bisa memudahkan kita semua untuk berbagi pengalaman dan membangkitkan energi sukses dari dalam diri kita
rasya says
Luar biasa artikelnya mas, sungguh membuat saya terharu. saat ini sy lagi menyiapkan mental untuk pindah ke jalur usaha. Terima kasih tulisannya sangat bermanfaat.
Salam
Rasya
SAFITRA says
:smile:CAP jempole ane deh antum,sungguh pengajarn yang luar biasa,mudahan itu punya dapat menambah semangan saudara kita yang mau ataupun sedang beargelut didunia perbisnisan , hanya Allah yang tahu kemana rezki kita ,mudahn amal ini diridoi allah ,amin
Dian Muliana says
Ass Wr Wb.. Terima kasih atas artikel yg sangat bagus.
aat says
thanks atas arikelnya,,,membuat saya lebih termotifasi untuk menjadi seorang pengusaha sukses,,aminnnn 🙂
Denchi says
Assalamualaikum wr.wb.
Mas, sy mo tny. Apa tokoh Amal itu bnr” nyata? Atau jgn” Mas sndiri? Tlg d blz y, Mas. Mksi.
Wassalamuailaikum wr.wb.
MMFaozi says
Inspirasi cerita Amal berdasarkan perjalanan hidup salah satu sahabat saya.
Memang saya sendiri menemukan beberapa kejadian yang mirip, yang saya temukan pada orang-orang yang sedang berproses menuju kesuksesan bisnis.
herlina says
assalamualaikum
mas ane ingin mengikuti jejak pengusaha2 sukses. ane pingin punya mall and muslim bussnis center dikota sendiri. banyak teman ato putra daerah yang tidak membangun daerahnya sendiri. mereka senang menjadi pekerja dinegeri orang.baca artikelnya + semangat walo skrg baru toko kecil. mhn tipsnya or mungkin ada ide brilliant buat ngembangin usaha. thx banget n ditunggu abis!
wassalamu’alaikum
greens says
selalu semangat jika membaca artikel / cerita inspiratif dari mas faozi ini.hmmm harus segera gerak ni…
JUNAIDI says
http://mmfaozi.com/wp-includes/images/smilies/icon_lol.gif
MANTAP MAS CERITA SUKSESNYA
SAYA DOAKAN MOGA TAMBAH DEKAT DENGAN YANG MAHA KUASA DAN TAMBAH MAJU BISNISNYA
reea says
salam kenal….
pengalaman hidup yang luar biasa. Sangat membuat saya termotivasi untuk segera berwirausaha…..
Thanks for the story… 😉
Deni Wijaya says
Muantap sangat menginspirasi, Mas Fauzi. kita bisa ketemuan ga yach ??
mal says
Assalamualaikum, Bagus ceritanya, mjdkn diri ini smkn bersemangat, smg kita smua mndptkn keberkahan aminn thx mas mmfaozi n lam kenal
Oliz says
Asslamualaikum Salam kenal ya mas, thnks buat artikelnya yang cukup membangkitkan motivasi. mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan do’a orang-orang yang ingin merubah hidupnya dengan cara yang benar dan halal. Jazakalloh
Oliz says
Asslamualaikum Salam kenal ya mas, thnks buat artikelnya yang cukup membangkitkan motivasi. mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan do’a orang-orang yang ingin merubah hidupnya dengan cara yang benar dan halal Aamin. Jazakalloh
edy triyanto says
berusaha n berdoa adlh kunci sukses
hartoto says
Subhanallah, luar biasa , menambah semangat untuk usaha karena sukses milik kita semua orang yang mau berusaha dan tidak berputus asa.
azhar bakri says
artikel yang sangat inspiratif, salam kenal mas dari blogger bulukumba, mampir yah ke blog aku Artikel
anton says
salut untuk kesabaran dan kepasrahan mas serta keuletan yang mas tunjukan dalam cerita ini,bahwa dengan keuletan dan kesabaran serta berserah diri ke pada tuhan yang maha esa akan membawa kita kepada razekinya.sekarang pun saya seperti perjalanan hidup di atas keluar dari kerjaan berharap bisa memperbaiki ekonomi keluarga dengan berwirausaha tapi kenyataan berbanding terbalik dari yg diharapkan usaha saya menuju kenangkrutan padahal baru berjalan 4 bln tapi saya sdh merasakan frustasi dan kehilangan semangat merasa malu kepada keluarga dan teman.semoga dengan cerita ini saya bisa lebih berserah kpd tuhan,bersabar dalam cobaan ini,serta dapat bangkit menuju cita2 dr awal saya.
septian says
aslkum mas ni sy ahmad sy kuliah djogja dikesehatan hewan ugm skrg smter 4mas sy dari dulu tertarik dengan sapi rencana sy hbis lulus pengen menggeluti usaha penggemukan sapi juga klo diijinkan bleh tdk klo sy pengen belajar semuanya tentang usaha mas di kandang penggemukan sapi sy terinpsrasi juga melihat proses kesuksesan mas kalau boleh mnt alamat lengkapny
iwan says
Yaa Allah..
Hampir sama dg kondisi saya saat ini yg sedang membangun bisnis garment,,, ini kan menambah semangat saya utk lebi sabar dalam menjalani proses ini,,trim artikenya,,sangat menggugah sampai saya menangis saat membacanya…makasih,,,, SEMANGAT!!!!
deffiani says
sya termasuk hamba alloh yang mempunyai keinginan dan cita cita untuk menjadi pengusaha yang sukses kelak di masa depan 🙂
mohammadshediq says
yaallah subhanallah kisahnya sungguh mengharuhkan mampu membuatku mensyukuri betapa banyaknya nikmat allah yg diberikan kepada kita tanpa kita sadari
Agung says
Koq mirip mirip2 dengan kegalauan yang saya alami. Saat ini saya di fase karir pekerjaan separuh perjalanan Amal, mudah2an endingnya bsa mirip2 juga…